Saya lagi iseng buka - buka blog orang,ternyata isinya menarik,tentang tempat - tempat "berpenghuni" yang tidak hanya di tempat sepi saja,mungkin di sekitar kita saat ini ada yang "menemani". Saya ingin berbagi cerita saja dari apa yang saya baca tadi,,,
Sebenarnya situs di jagat maya yang mengupas soal hantu pun bukan main banyaknya. Kelompok ini bahkan telah melangkah jauh. Misalnya, membuat daftar gedung atau rumah paling berhantu di berbagai negara. Juga mendeteksi keberadaan hantu dan mendokumentasikannya dengan cara-cara tertentu. Ghostweb.com, misalnya, telah diklik oleh 3,2 juta orang sejak diluncurkan pada Juli 1996.
Berangkat dari perburuan hantu ini, hauntedhouse.com mencatat sebuah rumah tepat di persimpangan jalan raya San Diego dan jalan Harney sebagai rumah paling berhantu di Amerika. ”The Whaley House,” kata Hans Holver, pemburu hantu beken yang mengamati rumah itu. Rumah di ”kota tua” San Diego itu kini menjadi museum dan dibuka setiap hari dari pukul 10.00 – 17.30.
Rumah Whaley dibangun oleh Thomas Whaley pada 1856. Thomas yang berwatak sosial sangat dikenal di San Diego. Sebelum dijadikan museum rumah hantu, salah satu lantainya digunakan sebagai gedung teater, sementara ruang tamu di lantai satu menjadi kantor kehakiman.
Corinne Lilian Whaley, keturunan terakhir Whaley yang menempati rumah itu. Ia putri bungsu Keluarga Whaley yang berjumlah enam orang. Ia meninggal dalam usia 89 tahun pada 1953. Thomas wafat pada 14 Desember 1890 pada usia 67 tahun. Istrinya, Anna, meninggal pada 24 Februari 1913. Mereka berdua dimakamkan di Mount Hope, San Diego.
Sejak itu Whaley House merana selama bertahun-tahun. Untuk memulihkan kondisinya pemerintah kota San Diego membentuk Historical Shrine Foundation. Whaley House dibeli dan dijadikan museum sejarah dengan merestorasi sesuai kondisi aslinya.
Tahun 1960, ketika Whaley House dibuka untuk umum, banyak peristiwa aneh dialami oleh para penjaga dan pengunjung. Mereka mengaku, merasa ada hantu di sana. Sebagian besar pengunjung mengaku, mendengar musik dan suara sejumlah orang mendendangkan lagu. Ada juga suara anak-anak yang tertawa atau menangis di lantai atas. Kadang kala tercium bau asap rokok, minyak wangi, atau aroma masakan dari dapur pada minggu-minggu menjelang Natal. Anak kecil yang sedang menangis itu barangkali adalah anak yang meninggal terenggut karena demam tinggi.
Penyelidikan terawal tentang hantu mungkin yang dilakukan oleh filsuf Yunani Athenodorus. Pemikir yang hidup pada abad pertama itu sedang mencari-cari rumah di Athena. Kebetulan ia mendengar ada rumah dijual supermurah. Ternyata belakangan pemiliknya mengakui, rumah itu berhantu. Athenodorus bukan filsuf, kalau langsung jeri. Ia membeli rumah itu dengan tekad akan memecahkan misteri itu.
Malam sudah larut ketika ia asyik bekerja. Athenodorus benar didatangi sang hantu yang menampakkan dirinya sebagai pria berjubah dengan dua tangan dirantai. Athenodorus tidak menjerit dan lari terbirit-birit, ia malah bangkit dan membuntuti si makhluk halus! Gerak hantu dan bunyi rantainya yang bergemerincing tak menciutkan nyalinya. Ternyata hantu itu melayang ke kebun, lalu lenyap.
Esok harinya Athenodorus menyuruh orang menggali tempat di mana hantu itu menghilang. Mereka menemukan seonggok tulang belulang dan rantai. Kemudian Athenodorus menguburkannya dengan upacara yang pantas, dan sejak itu sang hantu tak muncul lagi.
Yang sering terjadi, hantu berkaitan dengan rumah dan gedung tua, tak terkecuali Gedung Putih, di Washington D.C. Semasa Walter Mondale masih menjabat wakil presiden di masa kepresidenan Jimmy Carter, suatu malam, putrinya, Eleanor, dikunjungi seseorang. Saking takutnya, ia pun pingsan! Begitu siuman ia segera menelepon posko Secret Service. Datanglah dua agen rahasia bersenjata lengkap. Celakanya, begitu ia mengatakan telah melihat hantu, mereka dengan kesal menjawab, ”Jangan pernah melakukan hal itu lagi!”
Soal makhluk halus memang bukan urusan bagian keamanan, meski itu tidak menepis kenyataan munculnya Presiden Abraham Lincoln dan James Garfield di Gedung Putih setelah mereka wafat. Bahkan Thomas Jefferson, presiden ke-3 AS dan salah satu penyusun Deklarasi Kemerdekaan Amerika di abad ke-18, konon suka muncul juga di Gedung Putih, tengah bermain biola.
Pernahkah kita berpikir bahwa makhluk halus tak selalu ”sosok” dari orang yang meninggal? Fenomena ”hantu” dari orang hidup bahkan sudah dijuluki khusus sebagai ”phantasms of the living” oleh British Society of Psychical Research pada 1886. (The Field Guide to Ghosts and Other Appiritions, 2002)
Dikisahkan pengalaman sejati seseorang bernama Ny. Boulton. Selama bertahun-tahun ia sering bermimpi mengunjungi sebuah rumah. Demikian sering sampai ia mampu menggambarkan sosok rumah itu luar-dalam. Namun, ia tak tahu di mana lokasi rumah itu.
Nah, suatu hari tahun 1883 ia dan suaminya memutuskan menyewa rumah di Skotlandia sepanjang musim gugur. Suaminya berangkat lebih dulu untuk meneken perjanjian sewa-menyewa dan mempersiapkan rumah itu. Istrinya menyusul kemudian. Si pemilik rumah, Lady Beresford, memberi peringatan bahwa kamar tidurnya berhantu, ”Tapi hantu seorang perempuan kecil yang baik, kok.”
Ketika Ny. Boulton tiba di rumah itu, segera ia mengenali rumah itu sebagai rumah yang sering tampak dalam mimpinya, meski ada sedikit perbedaan pengaturan ruangan. Yang paling aneh, saat ia berjumpa dengan Lady Beresford, sang nyonya segera berseru, ”Lo, Anda ’kan wanita yang menghantui kamar tidur saya!”
Ada lagi, pengalaman melihat ”hantu” dari diri sendiri, seperti dialami oleh penyair Jerman, Goethe. Dalam autobiografinya ia mengisahkan bagaimana suatu malam saat hujan turun di Weimar, ia melihat dirinya sendiri. Meski akunya, ia melihat dengan mata pikirannya. Fenomena bilokasi tampaknya cocok dengan pemahaman berdasarkan banyak bukti bahwa sebagian dari diri kita – yang sering disebut tubuh astral – bisa memisahkan diri dari tubuh fisik kita. Kadang-kadang tubuh astral itu pun terlihat orang lain.
Menurut Erwin, golongan orang waskita bisa melihat makhluk halus dengan menggunakan badan halusnya. Demikian pula mereka yang terlatih atau berbakat. ”Saat melihat itu bukan berarti mata yang melihat, tetapi badan halus dengan extra sensory perception (ESP). Kalau kita pakai sensory perception (SP), ya enggak akan kelihatan,” tutur Erwin.
Soal wujud yang menakutkan, Erwin yang berpraktik di Klinik Prorevital Jakarta itu mengungkapkan, semua itu lantaran manusia jarang melihatnya. ”Kalau Anda seumur-umur enggak pernah melihat sapi lantas tiba-tiba ada sapi besar di depan Anda, pasti Anda takut, padahal sapi itu diam saja,” katanya menganalogikan.
Ia berpendapat, kita sebenarnya tak usah takut dengan makhluk halus, karena diri kita juga makhluk halus yang jauh lebih sempurna karena punya badan kasar. Malah disarankan untuk hidup berdampingan secara damai. ”Kalau ia iseng tinggal dibicarakan, asal jangan diusir. Caranya dengan omong lisan atau dengan niat,” jelas Erwin.
jadi...mulai sekarang baerdamailah dengan hantu.tidak perlu mengusik "mereka" kalau kita juga tidak mau diganggu,,dan yakinlah kalau kita adalah makhluk yang paling sempurna yang Allah ciptakan..
Konsep Diri: Tips Pemahaman Potensi Diri
2 tahun yang lalu
2 komentar:
salam balik....
http://sebuahcarajitumeningkatkantrafficblog.blogspot.com
udah dliat....follow aq balik y,tenkyu
Posting Komentar