model kekuasaan


Kepemimpinan adalah seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau berusaha mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok. Dilihat dari fungsinya, ada dua fungsi utama dari seorang pemimpin, yaitu (1) Fungsi pemecah masalah ; berhubungan dengan tugas seorang pemimpin, dengan pekerjaannya, yang memberikan jalan keluar dari suatu masalah, memberikan pendapat dan informasi. (2) Fungsi social ; berhubungan dengan kehidupan anggota kelompoknya, yang mencakup mendorong anggota kelompok untuk mencapai tujuan dan menjaga suasana kelompok.
Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Kesuksesn organisasi sangat bergantung seberapa besar pemimpinnya memiliki kompetensi inti kepemimpinan, yaitu : Berbagi Kekuasaan, Intuisi, Pemahaman Diri, Visi, Keselarasan Nilai. Namun itu saja belumlah cukup untuk menghasilkan pemimpin, harus dilengkapi dengan ‘kekuasaan’, yaitu :

1. Kekuasaan Paksaan (coercive power)
Mempengaruhi bawahan atas dasar kemampuan memberi hukuman/sanksi. Tipe koersif ini berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya yang mempunyai ‘lisensi’ untuk menghukum dengan tugas-tugas yang sulit, mencaci maki sampai kekuasaannya memotong gaji karyawan. Penggunaan tipe kekuasaan ini biasanya kurang efektif karena respon karyawan akan negative. Menurut David Lawless, jika tipe kekuasaan yang poersif ini terlalu banyak digunakan akan membawa kemungkinan bawahan melakukan tindakan balas dendam atas perlakuan atau hukuman yang dirasakannya tidak adil, bahkan sangat mungkin bawahan atau karyawan akan meninggalkan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Kekuasaan Penghargaan (reward power)
Mempengaruhi bawahan atas dasar kemampuan memberi penghargan/imbalan kepada pengikutnya. Bawahan mengikuti kemamuan pemimpin karena yakin perilakunya akan meneria penghargaan sesuai dengan yang diinginkan,misalnya kenaikan gaji dan jabatan. Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang memungkinkan orang lain menemukan kepuasan. Dalam deskripsi konkrit adalah ‘jika anda dapat menjamin atau memberi kepastian gaji atau jabatan saya meningkat, anda dapat menggunkan reward power anda kepada saya’

3. Kekuasaan Legitimasi (legitimate power)
Mempengauhi bawahan atas dasar jabatan formal dalam organisasi, makin tinggi jabatan pemimpin makin besar legitimate yang dimiliki. Dalam contoh yang nyata, jika seseorang dianggap lebih tua, memiliki senioritas dalam organisasi, maka orang lain setuju untuk mengizinkan orang tersebut melaksanakan kekuasaan yang sudah dilegitimasi tersebut.

4. Kekuasaan Panutan (referent power)
Mempengaruhi bawahan atas dasar identifikasi pengikut ingiin seperti pemimpinnya. Kekuasaan ini biasanya dimiliki pemimpin yang memiliki karakteristik mengagumkan, kharismatik, dan reputasinya baik. Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking, dalam arti ketika seseorang mengidentifikasi orang lain yang mempunyai kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya. Dalam uraian yang lebih konkrit, seorang pimpinan akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan atasannya.

5. Kekuasaan Keahlian (expert power)
Mempengaruhi bawahan atas dasar spesialisasi pengetahuan yang dimiliki. Kekuasaa yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diripada suatu keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan. Seorang atasan akan dianggap memiliki expert power tentang pemecahan suatu persoalan tertentu, kalau bawahannya selalu berkonsultasi dengan pimpinan tersebut dan menerima jalan pemecahan yang diberikan pimpinan. Inilah indikasi dari munculnya expert power. Expert power merupakan sumber kekuasaan kunci, bahkan sering seorang karyawan mendapat promosi karena pengalamannya dalam organisasi, karena memiliki kekuasaan ini.

Pemimpin yang efektif harus mampu membuat bawahan mempunyai komitmen terhadap tugasnya yaitu memenuhi kemauan pemimpin dan melaksanakan tugasnya. Tanggapan bawahan untuk komit hanya bisa dicapai jika pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi, mampu menumbuhkan budaya percaya diri, dan selalu memotivasi bawahannya.

0 komentar:

Posting Komentar

. . taMu-taMu . .

free counters
 

....iMAji MeW..... ♣ ♣ ♣ Mamanunes Templates ♣ ♣ ♣ Inspiração: Templates Ipietoon
Ilustração: Gatinhos - tubes by Jazzel (Site desativado)